Sejarah Singkat PERSELA LAMONGAN


Persatuan Sepak Bola Lamongan atau lebih dikenal dengan sebutan Persela Lamongan adalah sebuah klub profesional yang berkedudukan di Kota Lamongan, Jawa Timur. Tim berjuluk Laskar Joko Tingkirsaat ini adalah salah satu kontestan Superliga 2008/09, kompetisi sepakbola paling bergengsi di tanah air.

Meski telah berdiri sejak 18 April 1967, Persela baru mulai menunjukkan eksistensinya setelah kompetisi sepakbola nasional memasuki era profesional. Itu pun setelah berjalan sembilan tahun, atau tepatnya pada musim 2003 silam.

Sebelumnya, tim ini hanya berkutat di level bawah, yakni divisi II dan divisi I. Namun semuanya berubah begitu sukses promosi ke divisi utama lewat partai playoff di Stadion Manahan, Solo, pada penghujung 2003. Sejak saat itu, Pesela terus unjuk kemampuan hingga akhirnya menembus Superliga, kasta tertinggi kompetisi sepakbola nasional yang baru pertama kali digulirkan musim ini.


KIPRAH DI SUPERLIGA

Sebagai pendatang baru di jajaran elit sepakbola nasional tidak membuat Persela minder. Tim ini bahkan mampu terus unjuk kebolehan dan mensejajarkan diri dengan tim papan atas lainnya. Itu ditandai dengan prestasi yang mereka torehkan di putaran pertama Superliga 2008/09.

Dari 17 pertandingan yang dilakoni, Persela sukses membukukan 30 poin dan menempati papan atas di peringkat keenam klasemen sementara. Hasil dari sembilan kali menang, tiga kali seri, dan lima kali kalah.

Satu prestasi yang terbilang lumayan, karena mampu mengalahkan perolehan poin dari tim bertabur bintang seperti Persik Kediri, Arema Malang, bahkan tim yang memiliki sejarah cukup kuat di pentas sepakbola nasional, PSM Makassar.


PELUANG JUARA

Melihat hasil yang dicapai di putaran pertama, tak salah memang jika Persela masuk salah satu tim yang diunggulkan untuk juara. Sebab tim ini hanya terpaut sembilan poin dari Persipura Jayapura yang sukses menempati posisi pertama klasemen sementara. Hanya saja peluang untuk merebut mahkota juara itu cukup berat.

Maklum saja karena Persela harus bersaing dengan sejumlah klub yang dihuni sederet pemain bintang. Sebut saja Persipura Jayapura, Persija Jakarta, Sriwijaya Football Club (SFC), dan lainnya. Terlebih jika manajemen tidak melakukan penambahan amunisi di putaran kedua. Terutama di sektor depannya.

Hal itu karena di putaran pertama lalu, Persela hanya mampu menggelontorkan 23 gol dari 17 pertandingan. Masih sangat minim jika dibandingkan dengan torehan gol yang dibukukan beberapa tim papan atas lainnya, yang mampu mencetak di atas 35 gol.

Selain itu, sektor pertahanan juga perlu mendapat perhatian, meski pada putaran pertama mereka mampu tampil luar biasa dan hanya kebobolan 16 gol. Maklum saja karena tim lawan dipastikan melakukan pembenahan, sehingga amunisi lini belakang Persela pun harus ditambah agar bisa lebih kokoh.